Penulis: Wulan Purbani, S.Psi
“Badanmu makin hari makin lebar.”
“Gendutan ya?.”
“Umur segini sudah ompong.”
“Gigimu tu tongos, tau nggak?,”
“Kerempeng banget kayak pecandu”.
“Botakmu itu lho, bikin silau.”
“Duh, kulitmu itemnya…nggak pernah perawatan?.”
Komentar-komentar diatas nampak biasa terjadi di tempat kerja, acara kumpul bareng teman atau keluarga maupun di lingkup pendidikan dan pelatihan. Di Indonesia, seperti negara-negara asia lainnya body shaming sangat umum terjadi dan menjadi pengalaman yang lazim terjadi pada perempuan. Meskipun laki-laki juga mengalami. Namun lebih banyak perempuan yang mengalami dan terkena dampaknya.
Faktor-faktor seperti norma-norma budaya, harapan masyarakat, peran gender dan stereotype, tekanan teman sebaya, ditambah eksposure media massa tentang standar kecantikan membuat perempuan rentan mendapatkan kritikan manakala ia tak memenuhi standar kecantikan tersebut.
Body shaming adalah perbuatan membuat komentar-komentar yang tidak tepat dan kritik tentang tubuh seseorang. Body shaming merupakan bentuk bullying. Body shaming dalam keseharian dikuatkan oleh menjamurnya budaya diet, iklan-iklan dan acara TV yang mengondisikan kita sedemikian rupa untuk memiliki tampilan tertentu agar mendapatkan penerimaan dari masyarakat.
Bahkan istilah “women support women” , “keluarga adalah kekuatan terbesar”, nampaknya tidak berlaku. Dalam realitanya, sesama perempuan, teman dan keluarga terdekat justru sering menjadi pelaku terbesar body shaming. Kadang body shaming itu diperhalus dengan istilah memberi nasihat, misalnya “ kamu sudah terlalu gendut coba dikurangi makannya”, “jangan pakai baju itu, kamu kelihatan kayak lemper”. Dan komentar-komentar tentang ukuran, berat badan, penampilan terus saja dikatakan oleh mereka yang kita anggap teman dekat atau keluarga.
Mengapa orang melakukan body shaming?
Terkait dengan body shaming yang meluas, kita perlu memahami alasan di belakangnya. Mari kita melihat beberapa alasan yang mungkin mendorong seseorang untuk melakukan body shaming ke orang lain.
1. Kebutuhan untuk menjual
Pembuat iklan produk bisa jadi pihak yang paling disalahkan dalam body shaming. Mereka mendapatkan keuntungan luar biasa melalui body shaming. Salah satu pelajaran terbesar di bidang periklanan professional adalah menemukan titik sakit (atau menciptakannya) dan kemudian menawarkan solusi. Ini menjadi dasar bagi para pengiklan untuk menciptakan titik sakit dengan membuat kita percaya bahwa kita tidak cukup berharga kalau kita tidak memiliki warna kulit tertentu, berat tertentu, tinggi tertentu dan tipe tubuh tertentu. Tergantung produk yang ingin mereka jual. Trik ini hanya untuk memanipulasi orang untuk membeli sesuatu dan hanya bisa berakhir kalau kita sebagai konsumen melawannya. India, memiliki contoh yang bagus dalam hal ini. Krim pemutih wajah “Fair and Lovely”, harus merubah nama dan gaya beriklannya karena konsumen disana melawan praktik body shaming pada gadis berkulit gelap.
2. Kurangnya kemampuan mengungkapkan perasaan kita yang sebenarnya
Seseorang mengejek atau mempermalukan orang lain mungkin karena mereka tidak tahu bagaimana mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya. Sebagai misal seorang anak yang sedih atau frustasi dengan perilaku teman sekelasnya atau gurunya. Sulit bagi anak tersebut untuk mengekspresikan apa yang dia rasa secara emosional dan kemudian ia menjadi mudah berkata sesuatu yang menyakiti orang lain. Sebagai manusia, setelah mengatakan itu dia merasa lebih enak. Tetapi anak tersebut tidak diberitahu bahwa daripada berkata seseorang itu jelek, dia bisa mengatakan dia merasa sakit hati karena perilaku seseorang. Anak tersebut kemudian tumbuh pada masa dewasa tanpa pernah belajar mengungkapkan perasaannya yang sebenarnya. Dia menjadi orang yang mendapatkan kepuasan dengan mengatakan sesuatu yang merendahkan orang lain. Contohnya bisa Anda lihat di kolom komentar sosial media.
Bahkan kalaupun kita tak mempelajarinya sewaktu kita masih anak-anak, kita harus belajar mengungkapkan perasaan kita yang sebenarnya sebagai orang dewasa. Suatu saat, jika Anda merasa perlu mengomentari muka seseorang yang jelek, tahan beberapa saat dan coba pahami perasaaan Anda yang sebenarnya. Ajarkan ini pada anak-anak Anda juga.
3. Kurangnya kemampuan menerima perbedaan
Alasan besar lainnya seseorang melakukan body shaming adalah kita belum belajar menerima perbedaan. Moment ketika seseorang yang nampak berbeda dari mayoritas, membuat kita cenderung menunjukkan perbedaan itu. Dan karena kita tidak menghargai perbedaan, kita cenderung menunjukkan perbedaan itu dalam nada yang merendahkan. Hal ini menjadi alasan kenapa orang tidak hanya diejek karena gemuk tapi juga karena kurus. Orang dengan tubuh pendek diejek, demikian juga yang terlalu tinggi. Orang-orang yang memiliki cacat tubuh sering menjadi target bullying karena hal ini. Kebanyakan orang tidak tahu bagaimana menerima dan menghargai perbedaan.
4. Karena sifat jahat
Anda harus tahu bahwa ada orang-orang yang jahat dalam hal apapun. Jadi itu bisa menjadi alasan mengapa mereka melakukan body shaming. Mereka hanya ingin menjahati Anda, membuat Anda merasa tidak nyaman dengan tubuh Anda. Orang-orang jahat tersebut semakin hari semakin banyak jumlahlahnya karena mendapatkan privilege dari media sosial, dimana mereka bisa menyembunyikan identitasnya setelah menuliskan komentar buruk di akun seseorang. Pastinya, Anda harus melawan para pembully ini. Karena jika tidak Anda lawan, mereka merasa punya kekuatan untuk menguasai Anda.
Bagaimana Menghadapi Body Shaming?
Satu hal yang perlu Anda pahami bahwa tak ada seorang pun yang bisa dihakimi dan dibuat malu hanya karena bagaiamana Anda terlihat di mata orang lain. Anda punya tubuh yang harus Anda cintai dan terima. Orang lain akan selalu mengomentari Anda dan Anda tidak bisa menyenangkan semua orang. Anda harus belajar bahagia dengan diri Anda karena Anda begitu berharga. Berikut beberapa tips untuk menghadapi body shaming.
1. Sadari pentingnya body positivity
Body positivity adalah menerima semua ketidaksempurnaan yang kita miliki dan merasa puas dengan bagaimana adanya diri kita dan bagaiamana tampilan kita. Ketika kita sudah bisa menerima sepenuhnya tampilan kita, penilaian orang sejelek apapun pada kita tidak akan menjatuhkan kita.
2. Terimalah diri Anda dan berhenti bersembunyi
Seringkali orang yang mengalami body shaming akan bersembunyi dari dunia atau mengisolasi diri. Hidup ini terlalu singkat jika hanya dihabiskan untuk mengkhawatirkan omongan orang terhadap Anda. Terima diri Anda dan cintai diri Anda. Tak ada alasan nyata untuk membatasi diri Anda dan apa yang bisa Anda lakukan karena body shaming. Jika situasinya membuat Anda tidak nyaman, ambil langkah sedikit demi sedikit dan perhatikan apa yang Anda rasakan dalam situasi itu untuk mengatasi ketidaknyamana. Lambat laun Anda akan bisa mengatasi ketakutan Anda dan berhenti bersembunyi.
3. Bertanggungjawablah pada diri Anda
Anda juga harus legawa dan bertanya pada diri Anda sendiri jika mereka yang mengomentari Anda dengan maksud yang baik. Sebagai misal, gemuk adalah topik yang sensitif. Menyebut orang lain gemuk tentunya salah karena body shaming. Akan tetapi bagaimana jika gemuk itu memang punya konsekuensi memicu obesitas dan meningkatkan risiko seseorang untuk terkena penyakit seperti diabetes dan jantung. Ini kenapa Anda harus mengambil tanggung jawab dan memperhatikan diri Anda, ketika yang dibicarakan adalah kesehatan Anda, bukan bagaimana tampilan Anda. Jadi ketika Anda mengambil Tindakan, lakukan karena diri Anda dan kesehatan Anda. Anda tidak perlu menjadi langsing, namun Anda harus sehat.
4. Jaga hubungan yang sehat.
Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang punya pandangan positif tentang tubuh dan menerima Anda apa adanya tanpa memaksa Anda ke dalam standar-standar masyarakat yang tidak mungkin Anda capai. Luangkan waktu dengan orang yang akan membantu Anda melihat diri anda secara positif dan melarang semua bentuk body shaming.
5. Edukasi orang yang melakukan body shaming
Body shaming tidak menyenangkan dan tidak bisa ditoleransi. Perhatikan bagaimana orang-orang di sekitar Anda, keluarga, atau teman kerja. Jika Anda mendapati salah satu dari mereka melakukan body shaming ke orang lainnya, tentanglah dan berikan edukasi ke mereka. Bicara dengan baik dan diskusikan dampak berbahaya body shaming terhadap seseorang.