Penulis: Yenny Eka Prapmawati, S.Psi
Banyak orang memilih alasan menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) karena secara finansial lebih aman ketimbang menjadi pegawai swasta. Terlebih dengan adanya dukungan pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan melalui kenaikan gaji, insentif, tunjangan keluarga dan sebagainya, penghasilan seorang ASN cukup menjanjikan.
ASN cerdas tentu tidak hanya berpikir mengambil kredit konsumtif dari bank untuk memenuhi gaya hidup, namun berpikiran jauh ke depan untuk berinvestasi. Dengan berinvestasi, penghasilan bisa berkembang lebih besar lagi sehingga bisa menjamin kesejahteraan hidup.
Semuanya diawali dengan merubah pola pikir. Berinvestasi tidak harus menunggu uang yang banyak terlebih dahulu, namun dengan berapapun penghasilan saat ini Anda tetap bisa berinvestasi. Yang penting Anda punya komitmen untuk mengurangi pengeluaran dan mengalokasikan sejumlah dana khusus untuk berinvestasi.
Strategi memulai
Menurut pakar keuangan Risza Bambang, sebagai langkah awal Anda bisa mengurangi pengeluaran yang tidak penting. Dengan begitu anda bisa berhemat banyak dan memiliki uang lebih yang bisa Anda investasikan. Lalu investasikan 10% dari pemasukan. Jadi sisihkan 10% dari gaji Anda begitu diterima.
Tetapi karena investasi tidak bisa dipetik dalam jangka waktu yang singkat, sebaiknya Anda juga menyiapkan dana darurat. Dana darurat besarannya sejumlah tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan. Investasi bisa dilakukan sebelum dana darurat terkumpul semuanya. Bisa jadi dana darurat diambilkan dari gaji ke 13, sedangkan investasi diambilkan dari pemasukan bulanan. Anda bisa menetapkan strateginya.
Pilih instrument investasi yang tidak rumit, karena Anda punya jam kerja yang panjang dan terikat. Sesuaikan juga investasi dengan karakter Anda. Apakah investasi yang beresiko tinggi dengan keuntungan besar atau investasi dengan resiko rendah tetapi dengan keuntungan lebih rendah. Upayakan investasi yang Anda lakukan tidak mengganggu kewajiban utama Anda sebagai ASN.
Instrumen investasi yang cocok untuk ASN
Berikut ini beberapa pilihan investasi yang cocok bagi ASN yang perlu Anda coba.
1. Emas
Investasi emas tergolong investasi klasik yang tak lekang oleh jaman. Harga jual emas relatif stabil sehingga sejak jaman dulu bisa disimpan untuk keperluan di masa depan. Resiko investasi emas yang minim cocok digunakan sebagai investasi jangka panjang. Namun resiko kehilangan emas fisik bisa saja terjadi karena bencana, pencurian, maupun hilang. Untuk menghindarinya bisa diantisipasi dengan menyewa safety box di bank, atau membeli emas dalam bentuk digital.
2. Reksadana
Reksadana merupakan instrument investasi yang bakal memberikan keuntungan bagi pemilik modal kecil sekalipun. Dana dari pemodal iinvestasikan dalam bentuk portofolio efek dan dikelola oleh Manajer Investasi. Instrumen ini cocok untuk ASN karena portofolio akan bekerja untuk Anda sembari Anda sendiri fokus pada pekerjaan Anda sebagai ASN. Pilih Manajer Investasi yang Anda yakini prospeknya bagus, dan sesuaikan dengan tujuan investasi Anda.
3. Deposito
Jika Anda memiliki uang “nganggur” yang cukup besar, cobalah membuka deposito. Bunga deposito lebih besar ketimbang tabungan sehingga akan memberikan keuntungan lebih bagi Anda. Pilih jangka waktu deposito yang sesuai dengan kebutuhan Anda.
4. Saham
Sebagian besar orang beranggapan berinvestasi saham punya resiko tinggi, selain harus punya modal yang besar. Namun pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar. Saat ini ada banyak pilihan saham dengan beragam level resiko. Semakin tinggi resiko semakin besar pendapatan yang bakal diraih. Sebelum Anda bermain saham pahami dulu aturan mainnya dan investasikan tidak lebih 5% dari kekayaan.
5. Properti
Membeli rumah atau ruko untuk kemudian disewakan masih menjadi favorit banyak orang untuk medapatkan passive income. ASN bisa memilih opsi ini untuk berinvestasi. Manfaatkan fasilitas KPR untuk membeli properti yang di kemudian hari bisa menjadi tabungan masa depan.
6. Tanah
Kebutuhan akan tanah selalu meningkat setiap tahunnya, sehingga berinvestasi membeli tanah bisa jadi pilihan tepat. Sebagaimana properti, tanah juga bisa menjadi passive income ketika disewakan. Bisa juga memberikan keuntungan berlipat manakala nilainya meningkat tajam ketika dijual. Untuk berinvestasi tanah, pastikan legalitas surat-suratnya dan keamanan lokasinya.
7. Sektor pertanian
Sektor pertanian mulai dilirik banyak orang karena ketika terjadi pandemi beberapa waktu lalu terbukti sebagai sektor yang paling bisa bertahan. Investasi ini layak Anda pertimbangkan mengingat Indonesia merupakan negara agraris dengan pasar produk pertanian yang sangat luas.
8. Peer-to peer lending (P2P)
Investasi ini barangkali kurang familiar bagi sebagian besar orang. Namun trennya terus meningkat beberapa tahun terakhir ini. Peer to peer lending adalah marketplace tempat terhubungnya pendana dan peminjam yang ingin mewujudkan tujuan keuangannya masing-masing. Entah itu modal bisnis ataupun dana pendidikan. Dengan menjadi pendapa di P2P Anda bisa berkesempatan mendanai individua tau pelaku bisnis. Hasil imbal balik hingga 21,32% pastinya sayang sekali untuk Anda lewatkan. Beberaoa P2P yang bisa menjadi pilihan antara lain KoinWorks dan Amarta.