Penulis: Danarsiwi Tri Lastiwi, SS, MAP, M.Sc
Pegawai Karyasiswa pada Badan Riset dan Inovasi Nasional
Salah satu buku pengembangan diri yang terus dibicarakan di dunia sampai saat ini adalah buku berjudul Mindset karangan Carol S. Dweck. Dweck dikenal sebagai peneliti kelas dunia di bidang kepribadian, psikologi sosial dan psikologi perkembangan. Saat ini ia menjadi professor psikologi di Universitas Standford. Dweck mengawali bukunya dengan narasi yang menggugah di cover bukunya “ Mengubah Pola Pikir (mindset) untuk Memenuhi Potensi Anda”. Narasi itu seolah menegaskan betapa kita akan mampu mencapai tujuan-tujuan kita dengan mengubah mindset kita.
Dweck mengidentifikasi dua tipe mindset yang berbeda pada manusia : fixed mindset dan growth mindset. Menurutnya dua tipe ini terkait dengan keyakinan dasar yang kita bawa pada diri kita. Fixed mindset adalah keyakinan yang berasumsi bahwa bakat, karakter, kecerdasan dan kreativitas itu entitas yang tetap yang tidak bisa diubah dengan cara apapun. Karenanya kesuksesan merupakan anugerah yang diberikan sejak lahir.
Seseorang dengan fixed mindset tidak suka dengan tantangan karena mereka sangat menakuti kegagalan. Dicontohkan bahwa, seseorang dengan fixed mindset yang akan melakukan ujian, mengaitkan kesuksesan mereka karena mereka pintar dan berbakat. Jika mereka gagal, mereka akan merasa bodoh dan tidak berbakat. Masalahnya adalah identitas diri mereka secara keseluruhan tergantung dari hasil yang mereka capai.
Orang-orang dengan fixed mindset sering mengkhawatirkan penilaian orang lain karena mereka sendiri juga menilai orang lain berdasarkan bakat mereka. Karenanya, mereka sering terobsesi untuk menunjukkan betapa berbakat dan pintarnya mereka. Mereka selalu butuh persetujuan dari orang lain untuk melindungi kepribadian dan ego mereka.
Sebaliknya, ada orang-orang yang meyakini bahwa kerja keras, ketekunan, strategi yang bnar dan manajemen sumberdaya lebih berperan dalam kesuksesan. Orang-orang seperti itu yang disebut Dweck memiliki growth mindset. Seseorang dengan growth mindset berkembang dengan tantangan dan melihat kegagalan bukanlah bukti bahwa Anda tidak berbakat apapun, tetapi sebagai sebuah kesempatan untuk tumbuh.
Dikatakan oleh Dweck, seseorang dengan growth mindset selalu belajar dan memandang kesuksesan bukan tentang hasil semata. Namun lebih pada belajar, berproses untuk menjadi lebih pintar. Satu poin penting yang ada pada growth mindset adalah mencintai yang mereka lakukan dan terus mencintainya meskipun menghadapi berbagai kesulitan. Tantangan diyakini akan membuat kita belajar lebih banyak dalam memecahkan masalah.
Bagi seseorang dengan growth mindset, pengakuan orang lain tidaklah penting. Mereka tidak memfokuskan diri untuk menjadi lebih baik dari orang lain atau mendapatkan nilai terbaik. Mereka sudah puas dengan mendorong diri mereka untuk selalu tumbuh. Mereka berlatih tanpa henti dan bekerja keras mengatasi kegagalan untuk berkembang. Kehadiran orang-orang yang lebih berbakat di dekat mereka tidak mereka anggap sebagai ancaman. Justru mereka senang karena mereka bisa belajar keterampilan baru.
Growth mindset juga mencakup fleksibilitas dalam berfikir. Mereka terbuka pada pandangan orang lain dan mendorong orang-orang disekitarnya untuk belajar dan berkarya. Demikian juga ketika strategi lama tidak lagi berfungsi, ia akan sukarela menggantinya dengan pendekatan baru.
Dweck menggunakan banyak contoh dalam buku ini mulai dari atlet, CEO, guru, orang-orang biasa, bagaimana growth mindset mengarahkan perilaku mereka agar pembaca bisa membandingkannya dengan fixed mindset. Sebagai pendukung, Dweck juga menyertakan berbagai temuan studi dan bukti. Dari semua argumentasi yang dibangun, Dweck secara gamblang mendorong pembaca untuk beralih pada growth mindset.